Bagaimana Pesawat Bisa Terbang

Dalam perjalanannya, kemustahilan itu pelan-pelan dimentahkan. Pada abad ke-9, Abbas Ibnu Firnas membikin glider sederhana menyerupai sayap burung dari kayu. Pada abad ke-15, Leonardo Da Vinci menggambar desain alat yang dapat meluncur di udara.

Pada awal abad ke-20, Orville dan Wilbur Wright menerbangkan sebuah pesawat bermesin sejauh empat mil. Sejak temuan Wright bersaudara, manusia slot bet 100 yang terbang bukan lagi sebuah mitos.

Daya angkat membikin pesawat terangkat meninggalkan daratan. Sebagian besar daya angkat pesawat dihasilkan lewat sayap. Besarnya daya angkat pesawat tergantung pada beberapa faktor, yakni bentuk, ukuran, dan kecepatan pesawat. Setiap bagian tubuh pesawat memberikan kontribusi pada gaya angkat pesawat. Daya angkat pesawat berkaitan dengan prinsip Bernoulli dalam ilmu fisika.

Semakin cepat gas (dalam hal ini adalah udara) bergerak, maka semakin rendah pula tekanan yang diberikan. Ini terjadi di sekitar sayap pesawat. Tekanan terhadap tepi atas sayap jauh lebih rendah dibanding tekanan di tepi bawah sayap dan menyebabkan pesawat bisa menggantung di angkasa.

Benda yang diam gaya hambat udaranya nol. Tetapi, ketika benda mulai bergerak, gaya hambat udara mulai muncul yang arahnya berlawanan dari gerak benda yang dalam hal ini adalah pesawat. Semakin cepat pesawat bergerak, semakin besar gaya hambat udara. Untuk mengurangi gaya hambat agar tidak membebani kerja mesin yang sedang mendorong adalah dengan menciptakan desain yang aerodinamis. Kemudian ada gaya berat pesawat.

Berat adalah kekuatan yang selalu diarahkan ke pusat bumi. Gaya berat adalah kombinasi berat muatan pesawat, awak pesawat, bahan bakar dan isi bagasi. Gaya berat menarik pesawat ke bawah sesuai dengan gaya gravitasi, sehingga gaya berat melawan gaya angkat.

“Setiap pesawat memiliki ketinggian optimal (untuk biaya minimum atau pembakaran bahan bakar minimum) yang akan didasarkan pada bobotnya,” jelas Peter Terry, pilot maskapai penerbangan komersial yang berpengalaman terbang selama 30 tahun. Terbang di ketinggian ribuan kaki juga bisa berarti menghindari cuaca buruk. Ini karena Troposfer, lapisan atmosfer yang paling dekat dengan tanah, adalah rumah bagi sebagian besar terbentuknya fenomena cuaca.

Pesawat memilih terbang di zona lapisan Stratosfer yang gangguan cuacanya lebih sedikit. Lantas, bisakah pesawat terbang dengan ketinggian minimum alias rendah? Bisa saja, tetapi ada hukum yang mengatur soal batas terendah yang aman untuk dilalui pesawat terbang. Pesawat dilarang terbang menjelajah dengan ketinggian di bawah 1.000 kaki. Aturan ini telah disepakati oleh badan penerbangan di seluruh dunia.

Aviation law/regulation adalah hukum atau norma  penerbangan yang berisi mengenai segala kebijakan yang disepakati oleh negara-negara di dunia menyangkut operasional pesawat terbang. Rules sendiri adalah aturan-aturannya, secara umum kita tahu bahwa hukum dan aturan adalah kedua hal yang sangat berkaitan. Jadi, akan lebih mudah untuk membahasnya sebagai satu kesatuan.

Organisasi yang berhak membuat regulasi dan aturan mengenai penerbangan adalah ICAO (International Civil Aviation Organization). Tercatat organisasi ini terdiri dari 193 negara termasuk Indonesia. ICAO membuat aturan mengenai keselamatan penerbangan (aviation safety), efisiensi, dan environmental protection.

Meskipun aturan dasarnya diatur oleh ICAO, namun masing-masing negara berhak menyesuaikan kembali dengan kebijakan kenegaraan. Di Indonesia, aviation law and rules tercantum secara spesifik di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2009.

Apa saja isi di dalamnya? Sangat rinci, tidak bisa kalau kita cantumkan semua di artikel ini. Garis besarnya terdiri dari beberapa bab yang membahas Ketentuan umum, asas dan tujuan, pendaftaran dan kebangsaan pesawat udara, dan masih banyak lagi.

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.